Continous
Variable Transmission
Transmisi Continous Variable Transmission (CVT) adalah sistem transmisi yang
tidak memiliki gigi perseneling seperti pada mobil ber
transmisi
manual ataupun mobil ber
transmisi
matik konvensional. Jadi untuk posisi gigi 1,2,3,4 tetap pada gigi
satu jadi tidak perlu mengoper tuas perseneling. Untuk penggantinya digunakan
dua puli yakni puli penggerak dan puli yang digerakkan, kedua puli tersebut
dihubungkan dengan belt (sabuk dari serat baja).
Puli
penggerak tersebut bisa menyesuaikan kecepatan yang dibutuhkan mobil, jadi bisa
cepat bisa juga lebih lambat secara otomatis. Jika RPM mesin naik maka
kecepatan akan disesuaikan dengan otomatis. Awalnya, puli yang menggerakkan
rasionya lebih kecil namun lama-lama menjadi besar sesuai dengan kebutuhan
kecepatan mobil. Sedangkan puli yang diputar (digerakkan), tadinya besar
lama-lama jadi kecil.
Cara kerja tranmisi CVT ini cukup halus, selain tidak ada hentakan akibat
proses perpindahan gigi juga karena pergerakan transmisinya menggunakan belt.
Namun untuk akselerasinya, mobil bertransmisi CVT tidak sebaik mobil
bertransmisi matik konvensional dan manual.
Kelebihan transmisi CVT adalah lebih mudah dikendarai karena tinggal bermain
gas dan rem saja layaknya mengendarai motor matik, akselerasinya lebih lembut
tanpa ada hentakan perpeindahan gigi perseneling, mempunyai engine brake yang
cukup kuat sehingga jika melewati turunan kerja rem tidak terlalu berat jika
dibandingkan mobil matik konvensional, lebih irit bahan bakar karena penggunaan
rpm mesin relative stabil tidak naik turun seperti mobil manual dan matik yang
selalu menaik turunkan rpm mesin untuk perpindahan gigi perseneling.
Punya kelebihan bukan berarti tidak punya kelemahan, kelemahan dari sistem
transmisi CVT adalah lebih susah untuk diperbaiki ketika rusak, karena memiliki
sistem yang kompleks, selain itu mobil bertransmisi CVT tidak bisa dibuat
berkendara secara kasar karena mesin akan mudah jebol.
Contoh mobil yang bertransmisi CVT adalah Honda City, Honda Fit, Honda
Odyssey, Toyota Prius, Nissan Juke, Nissan X-Trail, Mitsubisi Outlander Sport,
dan beberapa jenis mobil lainnya.
Perbedaan CVT dan AT pada
Mobil
Perkembangan industri otomotif, khususnya roda empat di Indonesia semakin
berkembang pesat. Produsen mobil, baik dari Jepang, Eropa, maupun Amerika
berlomba-lomba membuat inovasi dalam setiap kendaraan pribadi yang akan dirilis
kepasaran. Dalam kurun waktu 10 tahun terakhir, ada fenomena menarik yang
terjadi di Indonesia terutama mengenai perkembangan mobil matic yang semakin
digemari konsumen.
Mobil matic mulai dipilih konsumen karena dinilai lebih praktis dan lebih
mudah dioperasikan terutama pada keadaan lalu lintas yang padat. Namun ternyata
ada kesalahan persepsi yang terjadi dikalangan konsumen mobil dan bahkan
dikalangan mekanik-mekanik mobil yang ada di Indonesia. Kebanyakan dari mereka
belum bisa membedakan antara transmisi CVT ( Continous Variable Transmission)
dengan AT (automatic transmission) yang disematkan pada masing-masing mobil.
Kedua transmisi tersebut memiliki konsep dasar yang berbeda dan cara kerja yang
berbeda. Dalam tulisan pendek ini, penulis akan sedikit berbagi informasi
mengenai perbedaan kedua nya.
1. CVT (Continous Variable Transmission)
CVT merupakan sistem transmisi yang menggunakan pulley dan sabuk baja
sebagai komponen utama pengggerak transmisi. Keunggulan CVT adalah cara kerja
yang lebih halus, tidak menghentak ketika dioperasikan, tidak membutuhkan RPM
tinggi untuk mendapatkan tenaga besar (pemakaian normal). Kelemahan
sistem CVT adalah cenderung kurang responsif. Berdasarkan prinsip kerjanya,
transmisi CVT mobil ini hampir sama dengan sistem CVT di motor skutik (mio,
vario,spin dll) namun komponen yang digunakan pada CVT motor lebih sederhana.
Penggunaan oli transmisi juga harus khusus dan tidak boleh sembarangan. Oli
transmisi yang digunakan harus oli rekomendasi dealer yang dikhususkan untuk
mobil CVT. Beberapa jenis mobil yang menggunakan transmisi CVT adalah honda
jazz lama, honda city lama, honda mobilio, honda odissey, nissan juke, nissan
xtrail, nissan grand livina, new nissan march, new suzuki splash, new toyota
corolla altis, toyota alphard (versi tertentu).
2. AT (Automatic Transmission)
Beda CVT, beda juga dengan AT. komponen utama transmisi AT adalah
torque converter, planetary gear unit (gigi planet)
dan, hydraulic control unit. Torque converter berfungsi sebagai kopling
otomatis dan digunakan untuk memperbesar momen mesin ketika sedang beroprasi.
oli yang digunakan untuk transmisis jenis ini harus menggunakan oli dengan
tanda ATF (Automatic Transmition Fluid). ciri khas transmisi AT adalah adanya
hentakan pada setiap momen perpindahan gigi. Pada umumnya, transmisi AT banyak
disematkan oleh pabrikan mobil yang mengeluarkan varian matic.
Setelah mengetahui perbedaan sederhana antara
transmisi CVT dan AT, maka penulis akan memberikan tips mengenai cara pengoperasian
mobil CVT dan AT.
1. Pastikan setiap memanaskan mobil di pagi hari,
tuas persneling diletakkan di posisi N. ketika dipanaskan, oli dalam transmisi
bersirkulasi, jika tuas berada diposisi P maka oli tidak akan bersirkulasi dan
efek jangka panjangnya dapat berakibat pada kerusakan transmisi.
2. Transmisi P hanya digunakan ketika mobil hendak
dimatikan. Banyak kasus yang saya amati ketika berhenti traffic light banyak
pengendara mobil yang memindahkan tuas ke posisi P. Hal ini dapat merusak
transmisi karena kaitannya dengan sirkulasi oli seperti yang sudah disebutkan
diatas.
3. Memindah transmisi ketika mobil sudah berhenti
total. hal ini wajib hukumnya, terutama ketika akan memindahkan transmisi dari
D ke R, D ke P, R ke P ataupun sebaliknya. Beberapa pengecualian misalnya
ketika akan memindahkan transmisi dari S ke D dan sebaliknya boleh dilakukan
ketika mobil sedang berjalan.
Semoga tips di atas dapat memberikan tambahan
wawasan terhadap pembaca yang memiliki mobil CVT ataupun AT dirumah. Dengan menggunakan
mobil secara baik dan benar maka sesungguhnya itu adalah investasi jangka
panjang yang sangat menguntungkan bagi kita.
KEUNTUNGAN
SISTEM CVT
- Memberikan
perubahan kecepatan dan perubahan torsi dari mesin ke roda belakang secara
otomatis
- Perbandingan
rasio gigi yang sangat tepat tanpa harus memindahan gigi
- Tidak
akan terjadi hentakan saat perpindahan didi
- Perpindahan
kecepatan yang sangat lembut
KERUGIAN CVT
- Untuk
start pertama dibutuhkan putaran yang tinggi
- Pembukaan
gas cenderung besar, karena dibutuhkan putaran tinggi untuk bisa berjalan
dan berpidah rasio
- Penggunaan
bensin lebih boros
- Karena
lebih banyak bekerja pada putaran tinggi dimungkinkan mesin lebih cepat
rusak jika tidak mendapatkan perawatan yang lebih
- Pada
saat jalan menurun, engine brake yang terjadi sangat kecil, sehingga
cenderung mengerem dan rem akan terbakar
- Karena
kecilnya engine breke ini akan menimbulkan motor sulit dikendalikan saat
jalan menurun. untuk itu tidak disarankan menggunakan motor matic di
kondisi jalan menanjak dan menurun bagi yang belum berpengalaman.
CARA KERJA DARI CVT
SAAT PUTARAN LANGSAM
Saat putaran langsam kopling sentrifugal pada pulley sekunder belum
berhubungan, sehingga putaran dari pulley primer belum dapat diteruskan ke roda
belakang.
SAAT PUTARAN MULAI JALAN
Saat mulai berjalan kompling sentrifugal pada pulley sekunder mulai terhubung
dan memutar roda belakang
SAAT PUTARAN MENENGAH
Saat putaran menengah besar pulley sekunder dan primer relatif sama, sehingga
membuat perbandingan gigi yang sesuai
SAAT PUTARAN TINGGI
Saat putaran tinggi, pulley primer membesar, karena putaran mesin meninggi, oleh
karena pulley primer membesar belt lebih banyak tertari ke depan, sehingga
pulley sekunder mengecil. perbandingan putaran akan berubah lagi.
SAAT RODA
BEBAN BERAT / MENANJAK
Pada saat menanjak, atau beban berat, roda belakang agak tertahan, oleh karena
beban sehingga pulley sekunder membesar dan pulley primer mengecil.